Rabu, 25 November 2015

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN





TUGAS SOFTSKILL
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
2011, 2012, 2013 SERTA RATIO
PT.INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA.tbk













NAMA            : WARDAH SOLIHAH
NPM                : 27212659
KELAS           : 4EB21







A.  Pengertian Analisa Laporan Keuangan
            Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. Analisa laporan keuangan sebenarnya banyak sekali namun pada penelitian kali ini penulis menggunakan analisa rasio keuangan karena analisa ini lebih sering digunakan dan lebih sederhana.
B.  Pengertian Laporan Keuangan
            Menurut Munawir (2004:2) mengemukakan pengertian laporan keuangan sebagai berikut: “Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas dari perusahaan tersebut.”
            Sedangkan menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 1 (IAI:2004:04) mengemukakan bahwa: “Laporan keuangan merupakan laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status keuangan dari individu, sosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan kuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.”
            Laporan keuangan adalah suatu bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi: neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), dan catatan atas laporan keuangan.
C.  Isi Laporan keuangan
Isi Laporan Keuangan terdiri dari :
1.      Neraca
Neraca menginformasikan posisi keuangan pada saat tertentu, yang tercermin pada jumlah harta yang dimiliki, jumlah kewajiban, dan modal perusahaan. Menurut harahap (2007:107) mengemukakan bahwa: “Laporan neraca atau daftar neraca disebut juga laporan posisi keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aktiva, kewajiban, dan modal pada saat tertentu. Laporan ini disusun setiap saat dan merupakan opname situasi keuangan pada saat itu.”



2.      Perhitungan Laba Rugi
            Laporan laba rugi merupakan laporan mengenai pendapatan dan beban-beban suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba rugi juga merupakan tujuan utama untuk mengukur tingkat keuntungan dari perusahaan dalam suatu periode tertentu. Hasil akhir dari suatu laporan laba rugi adalah keuntungan bersih atau kerugian. Kemudian bila perusahaan tidak membagi deviden, maka seluruh hasil akhir tersebut menjadi laba ditahan. Tetapi bila perusahaan membagi deviden, maka hasil akhir tersebut terlebih dahulu dikurangi dengan deviden untuk memperoleh nilai laba ditahan.
3.      Laporan Arus Kas
            Laporan arus kas menginformasikan perubahan dalam posisi keuangan sebagai akibat dari kegiatan usaha, pembelanjaan, dan investasi selama periode yang bersangkutan. Menurut Harahap (2002:93) mengemukakan bahwa: “Laporan arus kas ini dinilai banyak memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba dan likuiditas di masa yang akan datang. Laporan arus kas ini memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, pembiayaan dan investasi.”
4.      Laporan Perubahan Ekuitas
            Menurut Rivai, Veithzal dan Idroes (2007:619) mengemukakan bahwa: “Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang menggambarkan perubahan saldo akun ekuitas seperti modal disetor, tambahan modal disetor, laba yang ditahan dan akun ekuitas lainnya.”
            Laporan keuangan diharapkan disajikan secara layak, jelas, dan lengkap, yang mengungkapkan kenyataan-kenyataan ekonomi mengenai eksistensi dan operasi perusahaan tersebut. Dalam menyusun laporan keuangan, akuntansi dihadapkan dengan kemungkinan bahaya penyimpangan (bias), salah penafsiran dan ketidaktepatan. Untuk meminimkan bahaya ini, profesi akuntansi telah berupaya untuk mengembangkan suatu barang tubuh teori ini. Setiap akuntansi atau perusahaan harus menyesuaikan diri terhadap praktik akuntansi dan pelaporan dari setiap perusahaan tertentu.
D.  Arti Penting Analisis Laporan Keuangan
Arti penting analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut :
·         Bagi pihak manajemen: untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, kompensasi, pengembangan karier.
·         Bagi pemegang saham: untuk mengetahui kinerja perusahaan, pendapatan, keamanan investasi.
·         Bagi kreditor: untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi utang beserta bunganya.
·         Bagi pemerintah: pajak, persetujuan untuk go public.
·         Bagi karyawan: Penghasilan yang memadai, kualitas hidup, keamanan kerja
E.   Macam-Macam Analisis Laporan Keuangan
Ada dua jenis analisa laporan keuangan :
·         Analisis Vertikal (menghubungkan antar pos-pos dalam suatu laporan keuangan): analisis rasio, analisis modal kerja, analisis kas, dan seterusnya.
·         Analisis Horizontal (menghubungkan pos-pos antar laporan keuangan): analisis perbandingan (baik antar tahun).  
F.   Manfaat Analisis Laporan Keuangan
·         Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.
·         Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit).
·         Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
G.  Tujuan Laporan Keuangan
            Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:3), tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Sedangkan menurut Fahmi (2011:28), tujuan utama dari laporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang mencakup perubahan dari unsur-unsur laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam menilai kinerja keuangan terhadap perusahaan di samping pihak manajemen perusahaan. 
Berikut adalah laporan keuangan PT.Indocement Tunggal Prakarsa.tbk tahun 2011, 2012, dan 2013 beserta analisis dan perhitungan 4 Ratio diatas!





Per Desember Tahun 2011 (Disajikan dalam jutaan rupiah)
·        Ratio Likuiditas
Current Ratio   = Total Aktiva Lancar / Total Hutang Lancar
Current Ratio   = Rp 10314573 / Rp 1476597
                        = Rp 6,99
Analisis : Setiap Rp.1 hutang lancar dijamin oleh 6,99 harta lancar atau perbandingannya antara aktiva lancer dengan hutang lancer adalah 6,99 : 1.
Quick Ratio     = (Total Aktiva Lancar - Persediaan) / Total Hutang Lancar
Quick Ratio     = (Rp 10314573 – Rp 1327720) / Rp 1476597
                        = Rp 8986853 / Rp  1476597
                        = Rp 6,09
Analisis : Rata-rata industri tingkat liquidnya / quick ratio adalah 0,5 kali sedangkan PT.Indocement Tunggal Prakarsa.tbk 6,09 maka keadaannya sangat baik karena perusahaan dapat membayar hutang walaupun sudah dikurangi persediaan.
·         Ratio Solvabilitas
Total Debt to Equity Ratio       = (Total Hutang / Ekuitas pemegang saham) X 100%
Total Debt to Equity Ratio       = (Rp 2417380 / Rp 15733951) X 100%
                                                = 0,15 = 15%
Analisis : Merupakan perbandingan antara hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menujukan kemampuan modal sendiri , perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Perusahaan dibiayai 15% untuk tahun 2011.
To Debt to Asset Ratio = (Total Hutang / Total Aktiva) X 100%
To Debt to Asset Ratio = (Rp 2417380 / Rp 18151331) X 100%
                                                = 0,13 = 13%
Analisis : Pendanaan perusahaan dibiayai dengan hutang untuk tahun 2011 artinya bahwa setiap Rp 100,- pendanaan perusahaan Rp 13,- dibiayai dengan hutang dan Rp 87,-  disediakan oleh pemegang saham.
·         Ratio Provitabilitas / Rentabilitas
Gross Provit Marginal              = (Laba Kotor / Penjualan Bersih) X 100%
Gross Provit Marginal              = Rp 6414223 / Rp 13887892
                                                = 0,46 = 46%
Analisis : Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor dari penjualan bersih adalah sebesar 46%.
Net Profit Marginal      = (Laba Setelah Pajak / Total Aktiva) X 100%
Net Profit Marginal      = Rp 3601516 / 18151331
                                    = 0,20 = 20%
Analisis : Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari penjualan bersih adalah sebesar 20%.
Operating Profit Margin           = (Laba Usaha / Penjualan Bersih) X 100%
Operating Profit Margin           = Rp 4418023 / Rp 13887892
                                                = 0,32 = 32%
Analisis : Operating ratio mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan sehingga ratio ini rendah menunjukan keadaan yang baik karena setiap rupiah penjualan yang terserap dengan biaya juga rendah dan tersedia untuk laba yang besar.
Return of Equity          = (Laba bersih setelah pajak / Total modal pemegang saham) X 100%
Return of Equity          = Rp 3601516 / Rp 15733951
                                    = 0,23 = 23%
Analisis : Pengembalian atas modal perusahaan sebesar 23%
·         Ratio Aktivitas
Inventory Turnover     = HPP / Persediaan
Inventory Turnover     = Rp 60079 / Rp 1327720
                                    = 0,045
Analisis = Inventory Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan yang berputar pada suatu periode tertentu. Pada perusahaan ini Inventory Turnovernya sebesar 0,045.
Total Asset Turnover   = Penjualan Bersih / Total Aktiva
Total Asset Turnover   = Rp 13887892/ Rp 18151331
                                    = 0,76
Analisis : Total Asset Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar pada suatu periode. Pada perusahaan ini Total Asset Turnovernya sebesar 0,76.
Receivable Turnover   = Penjualan Bersih / Piutang
Receivable Turnover   = Rp 13887892 / Rp 1942259
                                    =7,15
Analisis : Receivable Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola dana yang tertanam dalam piutang yang berputar pada suatu periode tertenutu. Pada perusahaan ini Receivable Turnovernya sebesar 7,15.
Working Capital Turnover       = Penjualan bersih / (Total aktiva lancar – Total Hutang Lancar)
Working Capital Turnover       = Rp 13887892 / (Rp 10314573 - Rp 1476597)
                                                = Rp 13887892 / Rp 8837976
                                                = 1,58
Analisis : Working Capital Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan modal kerja yang berputar pada satu periode siklus kas yang terdapat pada perusahaan. Pada perusahaan ini Working Capital Turnovernya sebesar 1,58.




Per Desember Tahun 2012 (Disajikan dalam jutaan rupiah)
·        Ratio Likuiditas
Current Ratio   = Total Aktiva Lancar / Total Hutang Lancar
Current Ratio   = Rp 14579400 / Rp 2418762
                        = Rp 6,03
Analisis : Setiap Rp.1 hutang lancar dijamin oleh 6,03 harta lancar atau perbandingannya antara aktiva lancer dengan hutang lancer adalah 6,03 : 1.
Quick Ratio     = (Total Aktiva Lancar - Persediaan) / Total Hutang Lancar
Quick Ratio     = (Rp 14579400 – Rp 1470305) / Rp 2418762
                        = Rp 13109095 / Rp 2418762
                        = Rp 5,42
Analisis : Rata-rata industri tingkat liquidnya / quick ratio adalah 0,5 kali sedangkan PT.Indocement Tunggal Prakarsa.tbk 5,42 maka keadaannya sangat baik karena perusahaan dapat membayar hutang walaupun sudah dikurangi persediaan.
·         Ratio Solvabilitas
Total Debt to Equity Ratio       = (Total Hutang / Ekuitas pemegang saham) X 100%
Total Debt to Equity Ratio       = (Rp 3336422 / Rp 19418738) X 100%
                                                = 0,17 = 17%
Analisis : Merupakan perbandingan antara hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menujukan kemampuan modal sendiri , perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Perusahaan dibiayai 17% untuk tahun 2012.
To Debt to Asset Ratio = (Total Hutang / Total Aktiva) X 100%
To Debt to Asset Ratio = (Rp 3336422 / Rp 22755160) X 100%
                                                = 0,14 = 14%
Analisis : Pendanaan perusahaan dibiayai dengan hutang untuk tahun 2012 artinya bahwa setiap Rp 100,- pendanaan perusahaan Rp 14,- dibiayai dengan hutang dan Rp 86,-  disediakan oleh pemegang saham.

·         Ratio Provitabilitas / Rentabilitas
Gross Provit Marginal              = (Laba Kotor / Penjualan Bersih) X 100%
Gross Provit Marginal              = Rp 8269999 / Rp 17290337
                                                = 0,48 = 48%
Analisis : Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor dari penjualan bersih adalah sebesar 48%.
Net Profit Marginal      = (Laba Setelah Pajak / Total Aktiva) X 100%
Net Profit Marginal      = Rp 4763388 / Rp 22755160
                                    = 0,20 = 20%
Analisis : Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari penjualan bersih adalah sebesar 20%.
Operating Profit Margin           = (Laba Usaha / Penjualan Bersih) X 100%
Operating Profit Margin           = Rp 5876742 / Rp 17290337
                                                = 0,34 = 34%
Analisis : Operating ratio mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan sehingga ratio ini rendah menunjukan keadaan yang baik karena setiap rupiah penjualan yang terserap dengan biaya juga rendah dan tersedia untuk laba yang besar.
Return of Equity          = (Laba bersih setelah pajak / Total modal pemegang saham) X 100%
Return of Equity          = Rp 4763388 / Rp 19418738
                                    = 0,24 = 24%
Analisis : Pengembalian atas modal perusahaan sebesar 24%
·         Ratio Aktivitas
Inventory Turnover     = HPP / Persediaan
Inventory Turnover     = Rp 100506 / Rp 1470305
                                    = 0,069
Analisis = Inventory Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan yang berputar pada suatu periode tertentu. Pada perusahaan ini Inventory Turnovernya sebesar 0,069.
Total Asset Turnover   = Penjualan Bersih / Total Aktiva
Total Asset Turnover   = Rp 17290337 / Rp 22755160
                                    = 0,76
Analisis : Total Asset Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar pada suatu periode. Pada perusahaan ini Total Asset Turnovernya sebesar 0,76.
Receivable Turnover   = Penjualan Bersih / Piutang
Receivable Turnover   = Rp 17290337  / Rp 2456113
                                    =7,04
Analisis : Receivable Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola dana yang tertanam dalam piutang yang berputar pada suatu periode tertenutu. Pada perusahaan ini Receivable Turnovernya sebesar 7,04.
Working Capital Turnover       = Penjualan bersih / (Total aktiva lancar – Total Hutang Lancar)
Working Capital Turnover       = Rp 17290337 / (Rp 14579400 - Rp 2418762)
                                                = Rp 17290337 / Rp 12160638
                                                = 1,42
Analisis : Working Capital Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan modal kerja yang berputar pada satu periode siklus kas yang terdapat pada perusahaan. Pada perusahaan ini Working Capital Turnovernya sebesar 1,42.



Per Desember Tahun 2013 (Disajikan dalam jutaan rupiah)
·         Ratio Likuiditas
Current Ratio   = Total Aktiva Lancar / Total Hutang Lancar
Current Ratio   = Rp 16846248 / Rp 2740089
                        = Rp 6,15
Analisis : Setiap Rp.1 hutang lancar dijamin oleh 6,15 harta lancar atau perbandingannya antara aktiva lancer dengan hutang lancer adalah 6,15 : 1.
Quick Ratio     = (Total Aktiva Lancar - Persediaan) / Total Hutang Lancar
Quick Ratio     = (Rp 16846248 – Rp 1473645) /  Rp 2740089
                        = Rp 15372603 / Rp 2740089
                        = Rp 5,61
Analisis : Rata-rata industri tingkat liquidnya / quick ratio adalah 0,5 kali sedangkan PT.Indocement Tunggal Prakarsa.tbk 5,61 maka keadaannya sangat baik karena perusahaan dapat membayar hutang walaupun sudah dikurangi persediaan.
·         Ratio Solvabilitas
Total Debt to Equity Ratio       = (Total Hutang / Ekuitas pemegang saham) X 100%
Total Debt to Equity Ratio       = (Rp 3629554 / Rp 22977687) X 100%
                                                = 0,16 = 16%
Analisis : Merupakan perbandingan antara hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menujukan kemampuan modal sendiri , perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Perusahaan dibiayai 16% untuk tahun 2013.
To Debt to Asset Ratio = (Total Hutang / Total Aktiva) X 100%
To Debt to Asset Ratio = (Rp 3629554 / Rp 26607241) X 100%
                                                = 0,14 = 14%
Analisis : Pendanaan perusahaan dibiayai dengan hutang untuk tahun 2013 artinya bahwa setiap Rp 100,- pendanaan perusahaan Rp 14,- dibiayai dengan hutang dan Rp 86,-  disediakan oleh pemegang saham.

·         Ratio Provitabilitas / Rentabilitas
Gross Provit Marginal              = (Laba Kotor / Penjualan Bersih) X 100%
Gross Provit Marginal              = Rp 8654654 / Rp 18691286
                                                = 0,47 = 47%
Analisis : Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor dari penjualan bersih adalah sebesar 47%.
Net Profit Marginal      = (Laba Setelah Pajak / Total Aktiva) X 100%
Net Profit Marginal      = Rp 5012294 / Rp 26607241
                                    = 0,19 = 19%
Analisis : Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari penjualan bersih adalah sebesar 19%.
Operating Profit Margin           = (Laba Usaha / Penjualan Bersih) X 100%
Operating Profit Margin           = Rp 6064100 / Rp 18691286
                                                = 0,32 = 32%
Analisis : Operating ratio mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan sehingga ratio ini rendah menunjukan keadaan yang baik karena setiap rupiah penjualan yang terserap dengan biaya juga rendah dan tersedia untuk laba yang besar.
Return of Equity          = (Laba bersih setelah pajak / Total modal pemegang saham) X 100%
Return of Equity          = Rp 5012294 / Rp 22977687
                                    = 0,22 = 22%
Analisis : Pengembalian atas modal perusahaan sebesar 22%

·         Ratio Aktivitas
Inventory Turnover     = HPP / Persediaan
Inventory Turnover     = Rp 136248 / Rp 1473645
                                    = 0,092
Analisis = Inventory Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan yang berputar pada suatu periode tertentu. Pada perusahaan ini Inventory Turnovernya sebesar 0,092.
Total Asset Turnover   = Penjualan Bersih / Total Aktiva
Total Asset Turnover   = Rp 18691286 / Rp 26607241
                                    = 0,702
Analisis : Total Asset Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar pada suatu periode. Pada perusahaan ini Total Asset Turnovernya sebesar 0,702.
Receivable Turnover   = Penjualan Bersih / Piutang
Receivable Turnover   = Rp 18691286 / 2519117
                                    =7,42
Analisis : Receivable Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola dana yang tertanam dalam piutang yang berputar pada suatu periode tertenutu. Pada perusahaan ini Receivable Turnovernya sebesar 7,42.
Working Capital Turnover       = Penjualan bersih / (Total aktiva lancar – Total Hutang Lancar)
Working Capital Turnover       = Rp 18691286 / (Rp 16846248 - Rp 2740089)
                                                = Rp 18691286 / Rp 14106159
                                                = 1,32
Analisis : Working Capital Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan modal kerja yang berputar pada satu periode siklus kas yang terdapat pada perusahaan. Pada perusahaan ini Working Capital Turnovernya sebesar 1,32.