Minggu, 10 November 2013

Tulisan Ke - 2

Indonesia Memiliki Core Busines (Keunggulan) Abslout Kompetitif Komperatif

ABSOLUTE ADVANTAGE

KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KEUNGGULAN KOMPETITIF

Keunggulan komparatif ini oleh Ricardo dan Viner disebabkan oleh adanya perbedaan dalamkepemilikan atas faktor-faktor produksi seperti: sumber daya alam, modal, tenaga kerja dankemampuan dalam penguasaan teknologi.(Anderson,1995:71-73). Melalui spesialisasi sesuaidengan keungggulan komparatifnya, maka jumlah produksi yang dihasilkan bisa jauh lebihbesar dengan biaya yang lebih murah dan pada akhirnya bisa mencapai skala ekonomi yangdiharapkan. Pemikiran ini kemudian berkembang bahwa akan lebih menguntungkan jika arusperdagangan antara negara dibebaskan, tidak terhambat oleh kebijakan atau peraturan negarabaik berupa proteksi, tariff maupun non-tariff. Berdasarkan pemikiran ini, dirumuskan aturanperdagangan multilateral yang kemudian menjadi satu produk hukum internasional. Namundemikian negara-negara tersebut akan terikat dengan kepentingan nasionalnya yang menurutMorgenthau merujuk pada hal-hal yang dianggap penting bagi suatu negara, sehinggamerujuk pada sasaran-sasaran politik, ekonomi, atau social yang ingin dicapai suatunegara.(Viooti,1993:584). Sehingga negara perlu memberikan prioritasnya yangdiformulasikan dalam sasaran dan indikator bagi tercapainya kepentingan tersebut.Untuk mewujudkan kepentingan nasionalnya suatu negara harus memanfaatkan keunggulankomperatif guna meraih peluang dan mengurangi atau meniadakan kendala yang timbulsebagai konsekuensi logisnya.
 
Keunggulan komparatif yang harus dimiliki suatu negara untuk dapat memenangkan danmemperoleh manfaat dari perdagangan internasional antara lain :1. Jumlah tenaga kerja yang relatif banyak.2. Sumber daya alam yang melimpah.3. Sumber modal yang besar.4. Kemampuan dan penguasaan ilmu pengetahuan teknologi yang tinggi5. Letak geografis yang cukup strategis.6. Potensi pasar domestic/ dalam negeri yang cukup besar.7. Jumlah pengusaha kecil, menengah dan koperasi yang besar.8. Sektor agrobisnis yang mengandalkan lahan produktif yang luas.Di samping keunggulan komparatif diatas masih ada keunggulan kompetitif yang harusdimiliki suatu negara untuk dapat memenangkan dan memperoleh manfaat dari perdaganganinternasional seperti :1. Suatu negara harus memiliki produk (barang ataupun jasa) dengan kwantitas dan mutu(kwalitas) yang sesuai dengan standar internasional, disertai dengan ketepatan waktupenyerahannya. Tingkat harga produk juga harus lebih bersaing/ kompetitif denganmeningkatkan efisiensi dan produktivitas.2. Sumber daya manusia (SDM) pelaku bisnis harus bermutu tinggi dengan jiwa dansemangat kewirausahaan, disiplin, kemandirian, dan etos kerja, kemampuan manajemen,serta profesionalisme yang tinggi. Kwalitas (mutu) SDM yang dimaksud di sini berkaitanpula dengan daya kreatif, dinamika prakarsa dan daya saing. Dengan daya saing yang tinggi,dunia usaha nasional suatu negara dan produksi dalam negerinya akan mampu menguasai danmengembangkan pasar dalam negeri dan sekaligus mampu melakukan transaksi ekspor yanglebih besar ke manca negara.3. Usaha yang ada juga harus lentur, lincah dan cepat tanggap terhadap perubahan permintaanpasar.4. Struktur dunia usaha nasional suatu negara harus kokoh dan efisien sehingga mampumenguasai dan mengembangkan pasar domestik serta sekaligus meningkatkan daya saingglobal.5. Iklim ekonomi suatu negara yang kondusif serta sehat, di mana pertumbuhan ekonomiberjalan di atas landasan kebersamaan berusaha di antara berbagai pelaku ekonomi yang ada.6. Mekanisme pasar berfungsi secara efisien dan efektif. Dalam hal ini koreksi daripemerintah terhadap pasar sangatlah berperan. Koreksi yang dilakukan pemerintah padadasarnya bertujuan untuk mendorong dan melindungi agar mekanisme pasar dapat berjalansecara sempurna dan sehat.7. Kondisi dimana ada peluang dan kesempatan, membangkitkan, mengembangkan danmendorong maju wirausaha nasional untuk mengadakan kerjasama sekaligus bersaing ketatdengan bangsa-bangsa yang lain.8. Adanya penguasaan dan kemampuan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.9. Adanya stabilitas politik dan kebijaksanaan pemerintah termasuk di dalamnya jaminankepastian hukum dalam berusaha.10. Adanya penegakan hak asasi manusia (HAM).11. Adanya perhatian dan penanganan usaha dalam hal mutu lingkungan hidup.

KONSUMEN YANG CERDAS DAN KRITIS SERTA KEUNGGULAN KOMPETITIF INDUSTRI
Michael Porter (1990) dalam bukunya "The Competitive Advantage of Nations" menyatakanada empat faktor utama yang menentukan mengapa suatu negara memiliki industri yangsukses di dunia international, yaitu:
1. Kondisi Faktor, yaitu faktor produksi yang dimiliki suatu negara seperti tenaga kerjaterampil, infrastruktur yang dibutuhkan untuk bersaing dalam suatu industri.
2.  Kondisi Permintaan, yaitu karakteristik permintaan konsumen dalam negeri terhadapproduk atau jasa dari suatu industri.
3.  Industri pendukung dan terkait, yaitu kehadiran industri yang menyediakan bahan baku dan industri terkait yang memiliki daya saing internasional.
4.  Persaingan, Struktur dan Strategi Perusahaan, yaitu suatu kondisi bagaimana perusahaanterbentuk dan dikelola serta karakteristik persaingan dalam negeri.

Keempat faktor tersebut mempengaruhi lingkungan dimana perusahaan domestik beroperasi dan bersaing untuk menciptakan keunggulan kompetitif (competitive advantage). Keempat faktor tersebut saling terkait dan saling mempengaruhi satu sama lain dan faktor-faktor tersebut saling menguatkan dalam sebuah sistem. Yang akan dibahas pada paper iniadalah faktor kondisi permintaan, karena faktor tersebut terkait dengan topik utama paper iniyaitu konsumen. Kondisi permintaan menggambarkan konsumen atau pembeli domestik terhadap barang dan jasa yang diproduksi oleh produsen domestik. Pengaruh paling pentingdari permintaan domestik terhadap keunggulan Kompetitif (competitive advantage) adalahmelalui karakteristik kebutuhan konsumen domestik. Komposisi dari permintaan konsumendomestik akan membentuk bagaimana perusahaan memiliki persepsi, mengartikan danbereaksi terhadap kebutuhan konsumen/pembeli. Suatu negara akan memiliki keunggulanKompetitif dalam suatu industri jika konsumen domestik dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai kebutuhan konsumen. Suatu negara akan memiliki keunggulan Kompetitif  jika konsumen domestik menuntut atau menekan produsen domestik untuk melakukaninovasi lebih cepat sehingga dapat mencapai keunggulan Kompetitif yang lebih canggih

Tugas Ke-2




Mengapa Mahasiswa Gunadarma Harus Memiliki Keunggulan Komperatif??

Orientasi studi, sesungguhnya memiliki dua kepentingan sekaligus. Yaitu sebagai forum pengenalan terhadap institusi pendidikan tinggi, fakultas dan program studi beserta seluruh pernak-pernik pembelajaran khas pendidikan tinggi. Selain itu juga pengenalan terhadap organisasi kemahasiswaan dengan segenap hal ikhwal yang terkait dengannya.
Pertanyaannya, mengapa harus ada masa orientasi studi, apakah tidak cukup dengan langsung memasuki studi. Di sini terdapat  dua alasan. Pertama,  menjadi mahasiswa baru merupakan masa  peralihan dari masa remaja dengan sistem pembelajaran khas pendidikan menengah, di mana penguasaan unsur kognisi jauh lebih kuat. Masa remaja di SLTA merupakan masa di mana program pembelajarannya belum mandiri. 
Kedua, alasan tradisi. Masa orientasi studi adalah tradisi yang melazimi seluruh dunia pendidikan tinggi. Bahkan sekarang juga dilakukan oleh pendidikan menengah. Di dalam tradisi ini,  maka banyak unsur yang terlibat, misalnya mahasiswa senior, para pembimbing, pendamping dan seluruh komponen kepanitiaannya. Di sini berlaku hukum senior dan yunior. Mahasiswa lama dan mahasiswa baru. Pembimbing dan yang dibimbing. Mahasiswa baru dianggap sebagai bagian dari orang baru yang harus melakukan sesuatu sesuai dengan ritual masa orientasi studi.
Masa orientasi studi sudah terjadi dalam rentangan sejarah kemahasiswaan yang sangat panjang. Bahkan dulu,  masa orientasi studi tersebut sarat dengan kekerasan. Bayangkan mahasiswa baru harus membawa kodok, jengkerik, bekicot dan lainnya. Jika mahasiswa baru melakukan kesalahan, misalnya terlambat,  maka tidak jarang mereka  dihukum dengan hukuman pisik.  Push up, lari, jalan jongkok, jalan dengan satu kaki, dan sebagainya.
Bahkan tidak jarang panitia masa orientasi studi mahasiswa baru memperoleh teguran dari pimpinan perguruan tinggi. Sebab memang banyak keluhan orang tua mahasiswa mengenai tindakan kekerasan dalam acara ini. Makanya tidak jarang pimpinan perguruan tinggi memberikan panduan secara tegas tentang pelaksanaan orientasi studi.
Acara ritual tahunan ini sesungguhnya harus menjadi medan untuk memperkenalkan dunia pendidikan tinggi yang semakin kompetitif. Oscar bagi kita memiliki makna yang sangat mendalam yaitu memahami tugas dan kewajiban sebagai mahasiswa. Banyak yang hanya menganggap Oscar hanyalah ritual tahunan yang perlu dilaksanakan akan tetapi makna terdalamnya menjadi tererosi.
Bagi kita yang sangat mendasar dari Oscar  adalah sebagai  medium untuk mengingatkan mahasiswa baru bahwa tugas dan kewajiban utama dating ke perguruan tinggi adalah untuk mempelajari ilmu pengetahuan sesuai dengan bidang studinya. Tidak ada kata tidak di dalam proses mengikuti pendidikan  tersebut.
Bukankah masa depan kita adalah milik kita. Jika tidak dipersiapkan sedari sekarang, kita menjadi khawatir bahwa kita akan terlambat. Makanya, semua harus memiliki kesadaran bahwa di tengah dunia kompetisi yang sangat ketat seperti sekarang, maka harus ada pemihakan lembaga dan juga subyek di dalam lembaga tersebut untuk terus memperbaiki kualitas, sehingga kita akan memiliki keunggulan kompetitif dan bukan hanya keunggulan komperatif.
Mahasiswa yang unggul tentu ditandai dengan kemampuan menguasai bidang kajiannya masing-masing dan kemudian juga memiliki kelebihan lain yang relevan dengan kebutuhan kehidupan dunia masyarakat dan kerjanya. Jika kita bisa menguasai bidang kajian yang kita pelajari, dan kemampuan tersebut memiliki keunggulan kompetitif, maka berarti kita telah menyumbangkan indeks kompetisi bangsa.
Oleh karena itu, mahasiswa Gunadarma harus memiliki kesadaran untuk berkompetisi di tengah kehidupan yang semakin keras ini. Jika tidak memiliki kesadaran tersebut, maka mereka akan tertinggal. Tentu tidak ada di antara kita yang sependapat bahwa tertinggal merupakan peristiwa lumrah. Semua harus berpacu dengan waktu.
Maka, siapa yang bisa menyelesaikan pendidikan tepat waktu –empat tahun—adalah mereka yang berhasil mengamalkan ayat al-Qur’an,  surat al asyr: “wa al-asyri,  inna al-insana lafi khusrin”. Demi waktu, sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi. Jika untuk menjadi S1 membutuhkan waktu empat tahun, dan kemudian kita tidak menyelesaikannya dalam rentanganwaktu tersebut, maka kita termasuk manusia yang merugi.
Oleh karena itu, Oscar bisa menjadi  instrumen pengingat bagi kita semua untuk menyadari tugas dan kewajiban yang diamahkan oleh orang tua kita untuk belajar dan agar dimanfaatkan kesempatan belajar tersebut secara maksimal.

Tulisan Ke-1


 Alasan Koperasi Sulit Berkembang Di Indonesia

 Koperasi merupakan badan usaha bersama yang bertumpu pada prinsip ekonomi kerakyatan yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Berbagai kelebihan yang dimiliki oleh koperasi seperti efisiensi biaya serta dari peningkatan economies of scale jelas menjadikan koperasi sebagai sebuah bentuk badan usaha yang sangat prospekrif di Indonesia. Namun, sebuah fenomena yang cukup dilematis ketika ternyata koperasi dengan berbagai kelebihannya ternyata sangat sulit berkembang di Indonesia. Koperasi bagaikan mati suri dalam 15 tahun terakhir. Koperasi Indonesia yang berjalan di tempat atau justru malah mengalami kemunduran.
         Pasang-surut Koperasi di Indonesia dalam perkembangannya mengalami pasang dan surut. Saat ini pertanyaannya adalah “Mengapa Koperasi sulit berkembang?” Padahal, upaya pemerintah untuk memberdayakan Koperasi seolah tidak pernah habis. Bahkan, bisa dinilai, mungkin amat memanjakan. Berbagai paket program bantuan dari pemerintah seperti kredit program: KKop, Kredit Usaha Tani (KUT), pengalihan saham (satu persen) dari perusahaan besar ke Koperasi, skim program KUK dari bank dan Kredit Ketahanan Pangan (KKP) yang merupakan kredit komersial dari perbankan, Permodalan Nasional Madani (PNM), terus mengalir untuk memberdayakan gerakan ekonomi kerakyatan ini. Tak hanya bantuan program, ada institusi khusus yang menangani di luar Dekopin, yaitu Menteri Negara Urusan Koperasi dan PKM (Pengusaha Kecil Menengah), yang sebagai memacu gerakan ini untuk terus maju. Namun, kenyataannya, Koperasi masih saja melekat dengan stigma ekonomi marjinal, pelaku bisnis yang perlu “dikasihani”.
  Sebenarnya, secara umum permasalahan yang dihadapi koperasi dapat di kelompokan terhadap 2 masalah. Yaitu :
A. Permasalahan Internal
  • Kebanyakan pengurus koperasi telah lanjut usia sehingga kapasitasnya terbatas;
  • Pengurus koperasi juga tokoh dalam masyarakat, sehingga “rangkap jabatan” ini menimbulkan akibat bahwa fokus perhatiannya terhadap pengelolaan koperasi berkurang sehingga kurang menyadari adanya perubahan-perubahan lingkungan;
  • Bahwa ketidakpercayaan anggota koperasi menimbulkan kesulitan dalam memulihkannya;
  • Oleh karena terbatasnya dana maka tidak dilakukan usaha pemeliharaan fasilitas (mesin-mesin), padahal teknologi berkembang pesat; hal ini mengakibatkan harga pokok yang relatif tinggi sehingga mengurangi kekuatan bersaing koperasi;
  • Administrasi kegiatan-kegiatan belum memenuhi standar tertentu sehingga menyediakan data untuk pengambilan keputusan tidak lengkap; demikian pula data statistis kebanyakan kurang memenuhi kebutuhan;
  • Kebanyakan anggota kurang solidaritas untuk berkoperasi di lain pihak anggota banyak berhutang kepada koperasi;
  • Dengan modal usaha yang relatif kecil maka volume usaha terbatas; akan tetapi bila ingin memperbesar volume kegiatan, keterampilan yang dimiliki tidak mampu menanggulangi usaha besar-besaran; juga karena insentif rendah sehingga orang tidak tergerak hatinya menjalankan usaha besar yang kompleks.
B.Permasalahan eksternal
  • Bertambahnya persaingan dari badan usaha yang lain yang secara bebas memasuki bidang usaha yang sedang ditangani oleh koperasi;
  • Karena dicabutnya fasilitas-fasilitas tertentu koperasi tidak dapat lagi menjalankan usahanya dengan baik, misalnya usaha penyaluran pupuk yang pada waktu lalu disalurkan oleh koperasi melalui koperta sekarang tidak lagi sehingga terpaksa mencari sendiri.
  • Tanggapan masyarakat sendiri terhadap koperasi; karena kegagalan koperasi pada waktu yang lalu tanpa adanya pertanggungjawaban kepada masyarakat yang menimbulkan ketidakpercayaan pada masyarakat tentang pengelolaan koperasi;
  • Tingkat harga yang selalu berubah (naik) sehingga pendapatan penjualan sekarang tidak dapat dimanfaatkan untuk meneruskan usaha, justru menciutkan usaha.
Selain itu Koperasi sulit berkembang diantara lain disebabkan oleh :
  • Kurangnya Promosi dan Sosialisasi
Promosi diperlukan agar masyarakat tahu tentang koperasi tersebut. Pemerintah dengan gencarnya melalui media massa mensosialisasikan Koperasi kepada masyarakat namun jika sosialisasi hanya dilakukan dengan media massa mungkin hanya akan “numpang lewat” saja. Memang benar dengan mensosialisasikan melalui media massa akan lebih efektif untuk masyarakat mengetahuinya, namun dengan sosialisasi secara langsung untuk terjun kelapangan akan lebih efektif karena penyampaian yang lebih mudah dipahami. Dalam masalah promosi barang yang dijual di suatu koperasi juga mengalami kendala seperti kurangnya promo yang ditawarkan dan kurang kreatifnya koperasi untuk mempromosikan sehingga minat masyarakat juga berkurang untuk dapat ikut serta dalam koperasi.
  • Kesadaran Masyarakat Untuk Berkoperasi Masih Lemah
Masyarakat masih sulit untuk sadar berkoperasi, terutama anak-anak muda. Kesadaran yang masih lemah tersebut bias disebabkan kurang menariknya koperasi di Indonesia untuk dijadikan sebagai suatu usaha bersama. Selain itu para pemuda-pemudi lebih sukamenghabiskan waktu di luar daripada melakukan kegiatan didalam koperasi karena bagi pemuda terkesan “Kuno”.
  • Harga Barang di Koperasi Lebih Mahal Dibandingkan Harga Pasar
Masyarakat jadi enggan untuk membeli barang dikoperasi karena harganya yang lebih mahal dibandingkan harga pasar. Bagi masyarakat Indonesia konsumen akan memilih untuk membeli suatu barang dengan harga yang murah dengan kualitas yang sama atau bahkan lebih baik dibandingkan dengan koperasi. Dengan enggannya masyarakat untuk bertransaksi di koperasi sudah pasti laba yang dihasilkan oleh koperasi-pun sedikit bahkan merugi sehingga perkembangan koperasi berjalan lamban bahkan tidak berjalan sama sekali.
  • Sulitnya Anggota Untuk Keluar dari Koperasi
Seorang anggota koperasi maupun pemilik koperasi akan sulit untuk melepaskan koperasi tersebut, kenapa ? Karena sulitnya menciptakan regenerasi dalam koperasi. Dengan sulitnya regenerasi maka seseorang akan merasa jenuh saat terlalu dalam posisi yang ia tempati namun saat ingin melepaskan jabatannya sulit untuk mendapatkan pengganti yang cocok yang bias mengembangkan koperasi tersebut lebih lanjut.
  •  Kurang Adanya Keterpaduan dan Konsistensi
Dengan kurang adanya keterpaduan dan Konsistensi antara program pengembangan koperasi dengan program pengembangan sub-sektor lain, maka program pengembangan sub-sektor koperasi seolah-olah berjalan sendiri, tanpa dukungan dan partisipasi dari program pengembangan sektor lainnya.
  •  Kurang Dirasakan Peran dan Manfaat Koperasi Bagi Anggota dan Masyarakat
Peran dan Manfaat koperasi belum dapat dirasakan oleh anggotanya serta masyarakat karena Koperasi belum mampu meyakinkan anggota serta masyarakat untuk berkoperasi dan kurang baiknya manajemen serta kejelasan dalam hal keanggotaan koperasi.
Hal-hal tersebut merupakan factor yang mempengaruhi mengapa Koperasi sulit untuk berkembang, maka setiap koperasi dibutuhkan untuk mengelola koperasi tersebut dengan benar yang sesuai dengan fungsinya sebagai koperasi agar dapat berjalan dengan baik.

Jumat, 08 November 2013

Tugas Ke-1


Mengapa Lulusan Perguruan Tinggi di Indonesia Tidak Memiliki Keunggulan Kompetitif 

 

Saat ini, tidak sulit untuk menemukan perguruan tinggi. Hampir di setiap daerah sudah berdiri perguruan tinggi. Baik yang dikelola pemerintah maupun yayasan/masyarakat. Baik yang berbentuk akademi, sekolah tinggi, institut, atau universitas. Kota Malang merupakan salah satu kota yang memiliki banyak perguruan tinggi. Sehingga tidak heran, jika Kota Malang mendeklarasikan diri sebagai kota pendidikan. Dengan banyaknya perguruan tinggi yang berdiri di Kota Malang inilah, sehingga membuat lulusan SMA atau sederajat (calon mahasiswa) dapat lebih leluasa untuk memilih dan menentukan tempat tujuan belajar (kuliah) mereka.
Dalam realitanya, perguruan tinggi di Kota Malang, tidak hanya menjadi sasaran masyarakat malang (arema) saja, namun juga banyak masyarakat daerah lain, bahkan luar Jawa hingga luar negeri pun “berebut kursi” untuk belajar di Kota Malang. Akan tetapi, kondisi tersebut tidak menyebar secara proporsional pada setiap penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi yang ada di Kota Malang. Perguruan tinggi yang besar, mampu memperoleh calon mahasiswa dalam jumlah yang sangat besar, akan tetapi bagi perguruan tinggi menengah ke bawah dan tidak memiliki program studi yang lagi booming sekarang ini; misalnya prodi kedokteran, farmasi, keperawatan, dan teknik informatika, maka jumlah mahasiswa yang masuk juga sedikit.

Keunikan sebagai Keunggulan
Berpijak pada realitas itulah, perguruan tinggi –lebih-lebih yang berstatus swasta- seyogianya memiliki strategi bersaing untuk menjaga eksistensinya. Karena, jika perguruan tinggi tidak memiliki strategi bersaing, maka akan berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas jumlah lulusan yang dihasilkan. Salah satu strategi bersaing yang dapat diterapkan pergurun tinggi adalah keunggulan kompetitif perguruan tinggi. Salah satunya adalah dengan memunculkan keunikan perguruan tinggi bersangkutan, misalnya Universitas Negeri Malang (UM) memiliki jargon “learning university”, yang akan terus berkomitmen menghasilkan yang memiliki keunggulan di bidang pendidikan dan pengajaran.  Universitas Brawijaya memiliki jargon world class entrepreneur university, yang bertekad untuk menghasilkan lulusan berkelas dunia yang memiliki mental entrepreneur. UIN Maliki Malang membangun keunggulan dengan cara menyelenggarakan pendidikan secara integratif, yakni memadukan tradisi perguruan tinggi dan pesantren, baik secara kelembagaan maupun kurikulumnya. Universitas Kanjuruhan mengusung jargon sebagai kampus multikulural, yang berupaya menjadi tempat belajar mahasiswa dari berbagai lintas suku, agama, dan daerah, dan keunikan-keunikan lainnya.
Dengan adanya “keunikan” sebuah perguruan tinggi yang juga merupakan identitas tersebut, membuat calon mahasiswa dan orang tua akan mudah dalam memilih dan menentukan perguruan tinggi yang akan dijadikan sebagai tempat belajarnya. Dengan keunggulan kompetitif, maka perguruan tinggi akan memudahkan dalam mengembangkan lembaga tesebut.
Menurut Porter, sebagaimana yang disadur oleh Nurdin (2008), menyatakan bahwa terdapat lima model yang dapat digunakan untuk menganalisis kompetitif suatu perguruan tinggi. Pertama adalah berdirinya perguruan tinggi baru, baik negeri maupun swasta serta perguruan tinggi asing yang membuka cabang di suatu wilayah. Kedua, kekuatan mahasiswa baru, baik yang baru lulus dari SMA/sederajat maupun yang telah bekerja. Ketiga, ancaman produk pengganti, yaitu kursus/pelatihan yang setara pendidikan Diploma 1 atau Diploma 2 yang lebih mengedepankan praktik dengan porsi lebih besar dibanding teori. Keempat, kekuatan tawar-menawar penyedia mahasiswa (pihak SMA/sederajat), dimana pihak SMA/sederajat melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi untuk merekomendasikan siswa lulusannya untuk mendaftarkan diri pada perguruan tinggi tersebut, serta melakukan kerjasama dalam bidang pendidikan yang mampu memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Kelima, persaingan diantara perguruan tinggi yang sudah ada, (misalnya) di Kota Malang saat ini terdapat sekitar 58 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta sehingga menguatkan persaingan untuk sama-sama menjaring mahasiswa baru dari dalam atau luar wilayah Kota Malang.
Keunggulan perguruan tinggi sangat dibutuhkan, karena identitas suatu lembaga akan dikenal oleh masyarakat, yang mana mereka akan lebih mengenal brand image yang dimiliki oleh suatu lembaga. Salah satu brand image yang dimiliki oleh suatu perguruan tinggi, misalnya adalah kemampuan tentang tri bahasa, yaitu dalam kurikulum terdapat matakuliah Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Mandarin. Sehingga lulusan dari perguruan tinggi akan mengusai tiga bahasa, dan imbasnya akan berpengaruh terhadap peluang lapangan pekerjaan, karena tidak ada perguruan tinggi tinggi lain yang mengajarkan tiga bahasa. Contoh yang lain adalah memberikan kemampuan terhadap mahasiswa dalam bidang teknologi informasi, yang mana mahasiswa diwajibkan untuk menguasai teknologi informasi serta mampu mengikuti ujian kompetensi yang diselenggarakan oleh Microsoft, sehingga jika mahasiswa lulus akan mendapatkan sertifikasi dari Microsoft dan sertifikat tersebut akan sangat berguna sekali dalam mencari lapangan pekerjaan. Karena secara kemampuan penguasaan teknologi, lulusan tersebut sudah tidak diragukan lagi.
Oleh karena itu, keunggulan kompetitif harus dimiliki oleh setiap perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas mahasiswa. Yang nantinya akan memudahkan untuk mencapai tujuan dari setiap perguruan tinggi baik menjadi world class university, research university, maupun learning university, atau lainnya.(*)  

http://wacana.koranpendidikan.com/view/4304/keunggulan-kompetitif-perguruan-tinggi.html