TUGAS SOFTSKILL
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
2011, 2012, 2013 SERTA RATIO
NAMA :
WARDAH SOLIHAH
NPM :
27212659
KELAS :
4EB21
A.
Pengertian Analisa Laporan Keuangan
Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh
pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil
operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk
menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan
kinerja perusahaan pada masa mendatang. Analisa laporan keuangan sebenarnya
banyak sekali namun pada penelitian kali ini penulis menggunakan analisa rasio
keuangan karena analisa ini lebih sering digunakan dan lebih sederhana.
B. Pengertian Laporan
Keuangan
Menurut Munawir (2004:2)
mengemukakan pengertian laporan keuangan sebagai berikut: “Laporan keuangan
pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai
alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak
yang berkepentingan dengan data atau aktivitas dari perusahaan tersebut.”
Sedangkan
menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 1 (IAI:2004:04) mengemukakan bahwa:
“Laporan keuangan merupakan laporan periodik yang disusun menurut
prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status keuangan
dari individu, sosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laporan
laba rugi, laporan perubahan kuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan
keuangan.”
Laporan
keuangan adalah suatu bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan
yang lengkap biasanya meliputi: neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
ekuitas (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus
kas, atau laporan arus dana), dan catatan atas laporan keuangan.
C. Isi Laporan keuangan
Isi Laporan Keuangan terdiri dari
:
1.
Neraca
Neraca
menginformasikan posisi keuangan pada saat tertentu, yang tercermin pada jumlah
harta yang dimiliki, jumlah kewajiban, dan modal perusahaan. Menurut harahap
(2007:107) mengemukakan bahwa: “Laporan neraca atau daftar neraca disebut juga
laporan posisi keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aktiva,
kewajiban, dan modal pada saat tertentu. Laporan ini disusun setiap saat dan
merupakan opname situasi keuangan pada saat itu.”
2.
Perhitungan Laba Rugi
Laporan
laba rugi merupakan laporan mengenai pendapatan dan beban-beban suatu
perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba rugi juga merupakan tujuan
utama untuk mengukur tingkat keuntungan dari perusahaan dalam suatu periode
tertentu. Hasil akhir dari suatu laporan laba rugi adalah keuntungan bersih
atau kerugian. Kemudian bila perusahaan tidak membagi deviden, maka seluruh
hasil akhir tersebut menjadi laba ditahan. Tetapi bila perusahaan membagi
deviden, maka hasil akhir tersebut terlebih dahulu dikurangi dengan deviden
untuk memperoleh nilai laba ditahan.
3.
Laporan Arus Kas
Laporan
arus kas menginformasikan perubahan dalam posisi keuangan sebagai akibat dari
kegiatan usaha, pembelanjaan, dan investasi selama periode yang bersangkutan.
Menurut Harahap (2002:93) mengemukakan bahwa: “Laporan arus kas ini dinilai
banyak memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba
dan likuiditas di masa yang akan datang. Laporan arus kas ini memberikan
informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari suatu
perusahaan pada suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi
berdasarkan pada kegiatan operasi, pembiayaan dan investasi.”
4.
Laporan Perubahan Ekuitas
Menurut
Rivai, Veithzal dan Idroes (2007:619) mengemukakan bahwa: “Laporan
perubahan ekuitas merupakan laporan yang menggambarkan perubahan saldo akun
ekuitas seperti modal disetor, tambahan modal disetor, laba yang ditahan dan
akun ekuitas lainnya.”
Laporan
keuangan diharapkan disajikan secara layak, jelas, dan lengkap, yang
mengungkapkan kenyataan-kenyataan ekonomi mengenai eksistensi dan operasi
perusahaan tersebut. Dalam menyusun laporan keuangan, akuntansi dihadapkan
dengan kemungkinan bahaya penyimpangan (bias), salah penafsiran dan
ketidaktepatan. Untuk meminimkan bahaya ini, profesi akuntansi telah berupaya
untuk mengembangkan suatu barang tubuh teori ini. Setiap akuntansi atau
perusahaan harus menyesuaikan diri terhadap praktik akuntansi dan pelaporan dari
setiap perusahaan tertentu.
D.
Arti Penting Analisis Laporan Keuangan
Arti penting analisis laporan
keuangan adalah sebagai berikut :
·
Bagi pihak
manajemen: untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, kompensasi, pengembangan
karier.
·
Bagi pemegang saham:
untuk mengetahui kinerja perusahaan, pendapatan, keamanan investasi.
·
Bagi kreditor: untuk
mengetahui kemampuan perusahaan melunasi utang beserta bunganya.
·
Bagi pemerintah:
pajak, persetujuan untuk go public.
·
Bagi karyawan:
Penghasilan yang memadai, kualitas hidup, keamanan kerja
E. Macam-Macam
Analisis Laporan Keuangan
Ada dua jenis analisa laporan
keuangan :
·
Analisis Vertikal
(menghubungkan antar pos-pos dalam suatu laporan keuangan): analisis rasio,
analisis modal kerja, analisis kas, dan seterusnya.
·
Analisis Horizontal
(menghubungkan pos-pos antar laporan keuangan): analisis perbandingan (baik
antar tahun).
F. Manfaat Analisis Laporan Keuangan
·
Dapat memberikan
informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan
keuangan biasa.
·
Dapat menggali
informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik
laporan keuangan (implicit).
·
Dapat mengetahui
kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
G. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut
Ikatan Akuntan Indonesia (2009:3), tujuan laporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Sedangkan menurut Fahmi
(2011:28), tujuan utama dari laporan keuangan adalah memberikan informasi
keuangan yang mencakup perubahan dari unsur-unsur laporan keuangan yang
ditujukan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam menilai kinerja
keuangan terhadap perusahaan di samping pihak manajemen perusahaan.
Berikut
adalah laporan keuangan PT.Indocement Tunggal Prakarsa.tbk tahun 2011, 2012,
dan 2013 beserta analisis dan perhitungan 4 Ratio diatas!
Per
Desember Tahun 2011 (Disajikan dalam jutaan rupiah)
· Ratio Likuiditas
Current Ratio = Total Aktiva Lancar / Total Hutang Lancar
Current Ratio = Rp 10314573 / Rp 1476597
=
Rp 6,99
Analisis : Setiap Rp.1 hutang
lancar dijamin oleh 6,99 harta lancar atau perbandingannya antara aktiva lancer
dengan hutang lancer adalah 6,99 : 1.
Quick Ratio = (Total Aktiva Lancar - Persediaan) / Total
Hutang Lancar
Quick Ratio = (Rp 10314573 – Rp 1327720) / Rp 1476597
=
Rp 8986853 / Rp 1476597
=
Rp 6,09
Analisis : Rata-rata industri
tingkat liquidnya / quick ratio adalah 0,5 kali sedangkan PT.Indocement Tunggal
Prakarsa.tbk 6,09 maka keadaannya sangat baik karena perusahaan dapat membayar
hutang walaupun sudah dikurangi persediaan.
· Ratio
Solvabilitas
Total Debt to Equity Ratio = (Total Hutang / Ekuitas pemegang saham)
X 100%
Total Debt to Equity Ratio = (Rp 2417380 / Rp 15733951) X 100%
=
0,15 = 15%
Analisis : Merupakan perbandingan
antara hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menujukan kemampuan
modal sendiri , perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Perusahaan
dibiayai 15% untuk tahun 2011.
To Debt to Asset Ratio = (Total Hutang / Total Aktiva) X 100%
To Debt to Asset Ratio = (Rp 2417380 / Rp 18151331) X 100%
=
0,13 = 13%
Analisis : Pendanaan perusahaan
dibiayai dengan hutang untuk tahun 2011 artinya bahwa setiap Rp 100,- pendanaan
perusahaan Rp 13,- dibiayai dengan hutang dan Rp 87,- disediakan oleh pemegang saham.
· Ratio
Provitabilitas / Rentabilitas
Gross Provit Marginal = (Laba Kotor / Penjualan Bersih)
X 100%
Gross Provit Marginal = Rp 6414223 / Rp 13887892
=
0,46 = 46%
Analisis : Kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba kotor dari penjualan bersih adalah sebesar 46%.
Net Profit Marginal = (Laba Setelah Pajak / Total Aktiva) X
100%
Net Profit Marginal = Rp 3601516 / 18151331
=
0,20 = 20%
Analisis : Kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba bersih dari penjualan bersih adalah sebesar 20%.
Operating Profit Margin = (Laba Usaha / Penjualan Bersih) X
100%
Operating Profit Margin = Rp 4418023 / Rp 13887892
=
0,32 = 32%
Analisis : Operating ratio mencerminkan
tingkat efisiensi perusahaan sehingga ratio ini rendah menunjukan keadaan yang
baik karena setiap rupiah penjualan yang terserap dengan biaya juga rendah dan
tersedia untuk laba yang besar.
Return of Equity = (Laba bersih setelah pajak / Total modal
pemegang saham) X 100%
Return of Equity = Rp 3601516 / Rp 15733951
=
0,23 = 23%
Analisis : Pengembalian atas
modal perusahaan sebesar 23%
· Ratio
Aktivitas
Inventory Turnover = HPP / Persediaan
Inventory Turnover = Rp 60079 / Rp 1327720
=
0,045
Analisis = Inventory Turnover
digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan yang
berputar pada suatu periode tertentu. Pada perusahaan ini Inventory Turnovernya
sebesar 0,045.
Total Asset Turnover = Penjualan Bersih / Total Aktiva
Total Asset Turnover = Rp 13887892/ Rp 18151331
=
0,76
Analisis : Total Asset Turnover
digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva
yang berputar pada suatu periode. Pada perusahaan ini Total Asset Turnovernya
sebesar 0,76.
Receivable Turnover = Penjualan Bersih / Piutang
Receivable Turnover = Rp 13887892 / Rp 1942259
=7,15
Analisis : Receivable Turnover
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola dana yang
tertanam dalam piutang yang berputar pada suatu periode tertenutu. Pada
perusahaan ini Receivable Turnovernya sebesar 7,15.
Working Capital Turnover = Penjualan bersih / (Total aktiva lancar
– Total Hutang Lancar)
Working Capital Turnover = Rp 13887892 / (Rp 10314573 - Rp
1476597)
= Rp 13887892 / Rp 8837976
=
1,58
Analisis : Working Capital
Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan modal kerja yang berputar pada satu
periode siklus kas yang terdapat pada perusahaan. Pada perusahaan ini Working
Capital Turnovernya sebesar 1,58.
Per
Desember Tahun 2012 (Disajikan dalam jutaan rupiah)
· Ratio Likuiditas
Current Ratio = Total Aktiva Lancar / Total Hutang Lancar
Current Ratio = Rp 14579400 / Rp 2418762
=
Rp 6,03
Analisis : Setiap Rp.1 hutang
lancar dijamin oleh 6,03 harta lancar atau perbandingannya antara aktiva lancer
dengan hutang lancer adalah 6,03 : 1.
Quick Ratio = (Total Aktiva Lancar - Persediaan) / Total
Hutang Lancar
Quick Ratio = (Rp 14579400 – Rp 1470305) / Rp 2418762
=
Rp 13109095 / Rp 2418762
=
Rp 5,42
Analisis : Rata-rata industri
tingkat liquidnya / quick ratio adalah 0,5 kali sedangkan PT.Indocement Tunggal
Prakarsa.tbk 5,42 maka keadaannya sangat baik karena perusahaan dapat membayar
hutang walaupun sudah dikurangi persediaan.
· Ratio
Solvabilitas
Total Debt to Equity Ratio = (Total Hutang / Ekuitas pemegang saham)
X 100%
Total Debt to Equity Ratio = (Rp 3336422 / Rp 19418738) X 100%
=
0,17 = 17%
Analisis : Merupakan perbandingan
antara hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menujukan kemampuan
modal sendiri , perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Perusahaan
dibiayai 17% untuk tahun 2012.
To Debt to Asset Ratio = (Total Hutang / Total Aktiva) X 100%
To Debt to Asset Ratio = (Rp 3336422 / Rp 22755160) X 100%
=
0,14 = 14%
Analisis : Pendanaan perusahaan
dibiayai dengan hutang untuk tahun 2012 artinya bahwa setiap Rp 100,- pendanaan
perusahaan Rp 14,- dibiayai dengan hutang dan Rp 86,- disediakan oleh pemegang saham.
· Ratio
Provitabilitas / Rentabilitas
Gross Provit Marginal = (Laba Kotor / Penjualan Bersih)
X 100%
Gross Provit Marginal = Rp 8269999 / Rp 17290337
=
0,48 = 48%
Analisis : Kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba kotor dari penjualan bersih adalah sebesar 48%.
Net Profit Marginal = (Laba Setelah Pajak / Total Aktiva) X
100%
Net Profit Marginal = Rp 4763388 / Rp 22755160
=
0,20 = 20%
Analisis : Kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba bersih dari penjualan bersih adalah sebesar 20%.
Operating Profit Margin = (Laba Usaha / Penjualan Bersih) X
100%
Operating Profit Margin = Rp 5876742 / Rp 17290337
=
0,34 = 34%
Analisis : Operating ratio
mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan sehingga ratio ini rendah menunjukan
keadaan yang baik karena setiap rupiah penjualan yang terserap dengan biaya
juga rendah dan tersedia untuk laba yang besar.
Return of Equity = (Laba bersih setelah pajak / Total
modal pemegang saham) X 100%
Return of Equity = Rp 4763388 / Rp 19418738
=
0,24 = 24%
Analisis : Pengembalian atas
modal perusahaan sebesar 24%
· Ratio
Aktivitas
Inventory Turnover = HPP / Persediaan
Inventory Turnover = Rp 100506 / Rp 1470305
=
0,069
Analisis = Inventory Turnover
digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan yang
berputar pada suatu periode tertentu. Pada perusahaan ini Inventory Turnovernya
sebesar 0,069.
Total Asset Turnover = Penjualan Bersih / Total Aktiva
Total Asset Turnover = Rp 17290337 / Rp 22755160
=
0,76
Analisis : Total Asset Turnover
digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva
yang berputar pada suatu periode. Pada perusahaan ini Total Asset Turnovernya
sebesar 0,76.
Receivable Turnover = Penjualan Bersih / Piutang
Receivable Turnover = Rp 17290337
/ Rp 2456113
=7,04
Analisis : Receivable Turnover
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola dana yang
tertanam dalam piutang yang berputar pada suatu periode tertenutu. Pada
perusahaan ini Receivable Turnovernya sebesar 7,04.
Working Capital Turnover = Penjualan bersih / (Total aktiva lancar
– Total Hutang Lancar)
Working Capital Turnover = Rp 17290337 / (Rp 14579400 - Rp
2418762)
=
Rp 17290337 / Rp 12160638
=
1,42
Analisis : Working Capital
Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan modal kerja yang berputar pada satu
periode siklus kas yang terdapat pada perusahaan. Pada perusahaan ini Working
Capital Turnovernya sebesar 1,42.
Per
Desember Tahun 2013 (Disajikan dalam jutaan rupiah)
· Ratio
Likuiditas
Current Ratio = Total Aktiva Lancar / Total Hutang Lancar
Current Ratio = Rp 16846248 / Rp 2740089
=
Rp 6,15
Analisis : Setiap Rp.1 hutang
lancar dijamin oleh 6,15 harta lancar atau perbandingannya antara aktiva lancer
dengan hutang lancer adalah 6,15 : 1.
Quick Ratio = (Total Aktiva Lancar - Persediaan) / Total
Hutang Lancar
Quick Ratio = (Rp 16846248 – Rp 1473645) / Rp 2740089
=
Rp 15372603 / Rp 2740089
=
Rp 5,61
Analisis : Rata-rata industri
tingkat liquidnya / quick ratio adalah 0,5 kali sedangkan PT.Indocement Tunggal
Prakarsa.tbk 5,61 maka keadaannya sangat baik karena perusahaan dapat membayar
hutang walaupun sudah dikurangi persediaan.
· Ratio
Solvabilitas
Total Debt to Equity Ratio = (Total Hutang / Ekuitas pemegang saham)
X 100%
Total Debt to Equity Ratio = (Rp 3629554 / Rp 22977687) X 100%
=
0,16 = 16%
Analisis : Merupakan perbandingan
antara hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menujukan kemampuan
modal sendiri , perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Perusahaan
dibiayai 16% untuk tahun 2013.
To Debt to Asset Ratio = (Total Hutang / Total Aktiva) X 100%
To Debt to Asset Ratio = (Rp 3629554 / Rp 26607241) X 100%
=
0,14 = 14%
Analisis : Pendanaan perusahaan
dibiayai dengan hutang untuk tahun 2013 artinya bahwa setiap Rp 100,- pendanaan
perusahaan Rp 14,- dibiayai dengan hutang dan Rp 86,- disediakan oleh pemegang saham.
· Ratio
Provitabilitas / Rentabilitas
Gross Provit Marginal = (Laba Kotor / Penjualan Bersih)
X 100%
Gross Provit Marginal = Rp 8654654 / Rp 18691286
=
0,47 = 47%
Analisis : Kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba kotor dari penjualan bersih adalah sebesar 47%.
Net Profit Marginal = (Laba Setelah Pajak / Total Aktiva) X
100%
Net Profit Marginal = Rp 5012294 / Rp 26607241
=
0,19 = 19%
Analisis : Kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba bersih dari penjualan bersih adalah sebesar 19%.
Operating Profit Margin = (Laba Usaha / Penjualan Bersih) X
100%
Operating Profit Margin = Rp 6064100 / Rp 18691286
=
0,32 = 32%
Analisis : Operating ratio
mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan sehingga ratio ini rendah menunjukan
keadaan yang baik karena setiap rupiah penjualan yang terserap dengan biaya
juga rendah dan tersedia untuk laba yang besar.
Return of Equity = (Laba bersih setelah pajak / Total
modal pemegang saham) X 100%
Return of Equity = Rp 5012294 / Rp 22977687
=
0,22 = 22%
Analisis : Pengembalian atas
modal perusahaan sebesar 22%
· Ratio
Aktivitas
Inventory Turnover = HPP / Persediaan
Inventory Turnover = Rp 136248 / Rp 1473645
=
0,092
Analisis = Inventory Turnover
digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan yang
berputar pada suatu periode tertentu. Pada perusahaan ini Inventory Turnovernya
sebesar 0,092.
Total Asset Turnover = Penjualan Bersih / Total Aktiva
Total Asset Turnover = Rp 18691286 / Rp 26607241
=
0,702
Analisis : Total Asset Turnover
digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva
yang berputar pada suatu periode. Pada perusahaan ini Total Asset Turnovernya
sebesar 0,702.
Receivable Turnover = Penjualan Bersih / Piutang
Receivable Turnover = Rp 18691286 / 2519117
=7,42
Analisis : Receivable Turnover
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola dana yang
tertanam dalam piutang yang berputar pada suatu periode tertenutu. Pada
perusahaan ini Receivable Turnovernya sebesar 7,42.
Working Capital Turnover = Penjualan bersih / (Total aktiva lancar
– Total Hutang Lancar)
Working Capital Turnover = Rp 18691286 / (Rp 16846248 - Rp
2740089)
=
Rp 18691286 / Rp 14106159
=
1,32
Analisis : Working Capital
Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan modal kerja yang berputar pada satu
periode siklus kas yang terdapat pada perusahaan. Pada perusahaan ini Working
Capital Turnovernya sebesar 1,32.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar